The Weather is So Fine

Mina sudah meletakkan semua barang-barangnya di apartemen baru yang akan di tinggali bersama sang suami, Husein. Ia masih tak percaya dengan sebuah fakta bahwa saat ini, ia sudah sah mengikat janji dengan cinta pertamanya. Berbagai badai yang menghadang, terus menggoyahkan hati namun takdir tetap menyatukan mereka.

“Sayang, nanti barang-barangnya kita beresin pas malam aja—”

GREP! Mina memeluk tubuh suaminya dari belakang, meresapi kehangatan yang menjulur dari punggung luas Husein yang kini menjadi tempat paling aman baginya bersandar.

“Sayang?” panggil lagi Husein.

“Hm?”

“Kamu kenapa tiba-tiba meluk gini?” tanyanya heran, mendengar kekehan kecil Mina membuatnya kembali mengangkat satu alisnya.

“Kenapa? gak boleh meluk suami sendiri?” tanya Mina balik, mengundang tawa geli dari sang kekasih. Husein membalik badannya dan membalas pelukan hangat dari Mina, mengecup kening Mina dengan lembut sambil mendekap erat kepala mungil istri tercinta.

“Mina.”

“Apaa?”

“Aku sayang kamu.”

Mina mendongak kepalanya, “Aku lebih sayang kamu.”

“Akuu yang sayang banget banget sama kamuu”

“Ihh aku yang lebih banyak, 3000 kali lipat!”

“Kalo gitu aku 3 juta kali lipat”

“Aku se-universe deh!”

“Ah tau deh!” Husein membalas pelukan yang semakin erat lalu mengangkat tubuh mungil istrinya, dan mereka saling bertukar canda tawa bersama. Husein menatap lemat-lemat wajah Mina dengan penuh cinta, seakan dunia hanya milik mereka berdua, Husein menyelipkan anak rambut panjang Mina ke telinganya seraya mengelus pelan rambut halus yang terurai indah.

Wanita sang pujangga hati satu-satunya, hanya Mina seorang yang bertahta.

Saat ini, di masa depan dan selamanya.

– END