Terima Kasih

“Kamu hati-hati dirumah ya, kalau bisa jangan capek-capek dulu”dengan hati yang berat, hanya kalimat itu yang keluar dari bibir pria itu, “Ibra, Mina... Abi pergi dulu ya... kalau Umi kondisi fisiknya sudah baik, nanti kalian susul Abi disana ya?“tak lupa ia memberikan jejak kecupan di dahi kedua buah hatinya.

Akhirnya satu minggu yang baik itu sudah berlalu, Haidar harus pergi lagi ke kota Kairo untuk melaksanakan pekerjaan dan studinya disana, meskipun beberapa bulan lagi Anela bisa menyusul tapi tetap saja... yang namanya satu sayap tertinggal, akan terasa berat untuk terbang ke tempat yang jauh.

“Maryam, maaf kalau saya suka sibuk dan gak balas chat kamu tapi saya mohon sama kamu... apapun itu, tetap kabari saya meskipun saya lama balasnya, saya akan usahakan untuk tetap jaga komunikasi sama kamu...“ucap Haidar purau

“Iya, mas... aku paham, hati-hati disana ya?”

“Kamu juga...”

“Dah, Mas Haidar...”

“Assalamualaikum...”

“Waalaikumsalam...”

Haidar melangkah tergontai sambil tersenyum pasi, ia menyeret kopernya tak bergairah, berkali-kali ia menoleh ke belakang menatap sendu istri dan anak-anaknya.

Rasanya ia ingin lari lagi memeluk mereka...

tapi sudahlah, Haidar harus hadapi ini semua.

Satu atau dua purnama itu bukan waktu yang lama. Haidar harus bersabar sampai waktu mereka dapat berkumpul bersama itu tiba.


Beberapa tahun kemudian...

“EYAANGG KAKUNGG!! EYANG PUTRII!!”

Kedua anak kecil berusia 5 tahun itu berlari kencang memeluk kedua orang paruh baya yang sedang duduk di taman depan. Mereka saling melepas rindu setelah sekian lama terpisah antar negara jauh nan disana, momen tiap tahun inilah yang hanya bisa mereka jadikan sebagai pertemuan rutin di tanah air tercintanya.

“Wah, Hahahahaha...!! Ibra sama Mina udah makin besar aja nih, pipinya makin tembem!“sahut pria berkacamata rendah itu sambil mencubit kedua pipi cucunya.

“Kalo tuan putri kecil Eyang yang satu ini, kayaknya makin cantik nih, bulu matanya udah makin lentik!“imbuh wanita di sampingnya sambil memberi kecupan ke pipi gadis mungil yang ia peluk itu

Di belakang mereka ada sepasang kekasih yang kini tumbuh semakin dewasa setelah 5 tahun berlalu. Mereka bersimpuh lutut untuk melakukan 'sungkeman' kepada kedua orang tuanya, Haidar dan Anela di hari lebaran yang penuh momentum itu... mengucapkan kalimat terima kasih dan permintaan maaf.

“Minal aidzin wal faidzin, Pah, Mah... maaf kalau Anela ada salah selama ini... terima kasih atas semua jasa kalian selama ini...”

“Minal aidzin wal faidzin, Pah, Mah, maaf kalau saya sebagai anak menantu Papa sama Mama... masih banyak kekurangan selama ini... terima kasih sudah mau menjadikan saya sebagai bagian dari keluarga ini...”

Mereka tersenyum penuh haru, tangan keriputnya mengusap dari ujung kepala hingga pundaknya lembut sambil memanjatkan doa untuk kebahagiaan keduanya, “Sama-sama, nak... kami juga sangat bahagia memiliki kalian...” “Terima kasih juga untuk semuanya...”

Akhirnya Haidar dan Anela berdiri dari tempatnya.

“Haidar, gimana studi kamu di Kairo?“tanya Papa Anela antusias

“Alhamdulillah lancar, Pah, meskipun ada sedikit rintangan tapi ya Inshaa Allah bisa Haidar hadapi sampai dapat gelar S3 nanti.” “Terima kasih, Pah, sudah mau mewujudkan mimpi saya untuk melanjutkan sekolah disana...“jawab Haidar

Papa Anela menggeleng, “Ini semua berkat Anela, Haidar... dia yang mewujudkan mimpi kamu.”

Anela terkekeh, “Lebih tepatnya, ini semua dari Allah, Mas, aku cuman perantara aja, hahaha...”

Mereka akhirnya saling bertukar canda gurau. Tak lama kemudian mereka kedatangan Bang Jeffry bersama istri dan anaknya yang baru berusia 3 tahun, lalu mereka benar-benar memulai acara pertemuan keluarga mereka yang sakral tiap tahunnya.

Momen ini juga selalu mereka abadikan tiap tahunnya pada sebuah album foto usang berwarna abu-abu. Anggota keluarga besar dari generasi ke generasi yang terus berkembang selalu terpotret sempurna dalam album foto ini.

Dan potret hari ini menjadi akhir cerita indah kita.

Terima kasih, sudah mengikuti kisah ini dengan baik. Sampai jumpa di cerita bahagia selanjutnya.

Lagniappe, END18 Mei 2021