Rindu
“Bel, selamat ulang tahun ya... semoga kamu bahagia selalu.”
Voice note yang dikirim Jonathan hanya di dengar selewat. Wajah Bella masih muram menatap foto masa kecilnya bersama orang yang ia rindukan. 4 tahun dan ini masih terus berjalan, sampai kapan Bella terus tersiksa dengan perasaan rindu?
Pip!
“Makasih, Kak Jo... Kakak juga sehat-sehat ya, jaga kesehatan juga, kak...”
Beberapa detik Bella mengirim voice note, dengan cepat Jonathan langsung menelpon Bella.
“Halo, Bel?”
“Halo, Kak?”
”... Apa kabar? Akhirnya kamu bales chat aku juga...”
Bella tersenyum kecut, “Yah, kakak kan ngirim ucapan ulang tahun masa aku gak bales?”
“Lama gak ketemu, kamu masih di Jakarta kan?”
“Iya masih.”
“Kapan terakhir kali ke Cimahi?”
“Keluarga aku gak di Cimahi lagi, tapi di Bandung.”
“Oh udah pindah ya...”
“Iya kak.”
Mereka bergeming cukup lama.
“Bel...”
“Ya?”
“Aku belum nikah lho.”
Mata Bella memencak, “O-Oh... kenapa gitu? Udah tua juga...”
“Hahaha nyeletuknya masih sama ya kayak dulu...” “Aku gak bisa nemuin perempuan sebaik kamu, Bel.”
Bella mendecih, “Mau ampe tahun jebot juga gak akan ketemu. Bella kan limited edition.”
“Hahaha gitu ya? Apa sekalian aku gak usah nikah aja, Bel?”
Jantung Bella tersentak.
“Kak, jangan gitu plis...”
“Bercanda, Bella... Aku emang belum nemu pendamping yang cocok aja... soalnya...” ”... Aku kangen sama kamu, Bel...”
Bella menghela nafasnya panjang, ia tak mau menjawab dan membiarkan Jonathan menambah lagi kalimatnya agar tak terdengar canggung.
“Maaf, Bel, aku lupa kalau sekarang kamu lagi nungguin Abi, hahaha...”
Bella mendelik, “Kabar Abi gimana, kak?”
“Udah lama aku gak ketemu dia, Bel, setelah aku lanjutin S2 di Amerika.” “Kalo ketemu Abi nanti aku kabarin kamu ya?”
Bella terdiam sejenak, “.... Makasih, kak.”
“Bel, aku ada jadwal operasi bentar lagi. Udahan dulu ya teleponnya, dah Bella...”
“Iya kak, Dah...”
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam...”
Bella menutup teleponnya.
Kini tatapan sendunya tertuju pada langit malam yang mengguyur hujan ke bumi. Kepalanya masih terbayang sosok pemuda yang dulunya membuat hari Bella berwarna, tiap inci fitur wajah pemuda itu terasa melekat di memorinya...
“Aku gak akan pergi ninggalin kamu, Bel...”
Ungkapan itu terus menggema di telinganya.
“Bohong kamu, Bi, dasar pembohong...”