Pernah?

“Mas bosen nonton Ikatan Cinta mulu...”

Haidar melongo heran, “Lah kan ini film kesukaan kamu, bukan kesukaan saya.”

“Mas sukanya film apa?”

“Dokumenter.”

“Ah bosen! Yang seru dong!”

“Film action paling, saya gak terlalu suka nonton film sebenernya. Lebih suka baca buku.”

“Kalo gitu aku mau ajak Mas nonton film drakor kesukaan aku di Netflix!”

“Drakor tuh, Drama Korea?”

“Iyaa hehehehe....”

“Ya Allah, gak jauh-jauh dari Ikatan Cinta tetep aja Drama Korea...” “Yaudah terserah kamu, saya kan cuman nemenin kamu nonton aja.”

Anela tersenyum riang dengan sangat lebar dan dia mencari drama kesukaannya melalui aplikasi Netflix yang ada di Smart TV.

“Lah kok udah di tengah episode aja sih? kenapa gak dari awal?”

“Yaa soalnya Mas gak akan nikmatin ceritanya dari awal! Jadi mending ikutin aja episode yang udah aku tonton aja!”

Haidar geleng-geleng, “Iya deh terserah kamu aja.”

Akhirnya mereka menikmati filmnya bersama-sama, dengan Anela yang menyandar kepalanya di bahu lebar milik suaminya itu. Menangis, tertawa dan berbagai perasaan yang tergambar jelas di wajahnya itu di tiap episode...

Sedangkan Haidar, dia kaget begitu ada adegan ciuman yang cukup sensual ada di adegan drama tersebut. Cepat-cepat tangannya itu menutup mata istrinya rapat-rapat agar tidak melihat adegan tak senonoh itu.

“Astagfirullah hal adzim, Maryam! Kamu nonton film beginian ya kalo gak ada saya?!”

“Ih apaan sih, Mas?! Biasa aja kali, saya kan bukan Aisyah!”

“Ya tetep aja itu gak senonoh! Mending kamu nonton sinetron Ikatan Cinta dibanding drama beginian!”

“Mas Haidar... di drama itu kan mereka udah pasangan suami-istri... ya wajar lah kalo mereka begitu!”

Seketika tubuh pemuda itu mendelik setelah mendengar kalimat itu keluar dari mulut istrinya, Haidar menarik nafasnya dan mencoba menghadap lurus wajahnya dengan wajah sang istri hingga Anela jadi risih salah tingkah sendiri.

“Ke-Kenapa Mas?”

“Kamu bilang... suami-istri wajar kayak gitu?”

“Iya lah!”

“Kita suami-istri, kira-kira kita pernah gak melakukan sejauh itu?”

Wajah Anela langsung memerah padam bak kepiting rebus, dengan wajah suaminya itu yang kian mendekat... suasana mereka berdua jadi sedikit berbeda dari biasanya.

“Mas...? Kok Mas kayak diem gitu natap akunya... ada yang salah...?”

“Enggak... gak ada yang salah kok...”

“Mas, Ih!”

Satu layangan bantal mendarat tepat di wajah Haidar hingga pemuda itu terpingkal-pingkal dengan sikap istrinya yang masih malu-malu kucing.

“Kamu tuh ternyata masih polos banget ya, Maryam, gak nyangka saya.”

“Justru Mas ternyata diem-diem bandel! Iseng banget sih!”

“Emang kenapa kalo saya iseng sama istri sendiri? Reaksi kamu juga lucu banget, hahahaha...”

“Mas, Ih!”

“Maryam.”

“Apa?!”

“Kamu... masih belum siap?”

Mata Haidar berubah menjadi nanar menatap istrinya penuh harap, seolah Anela paham maksud dari suaminya itu, ia tak menjawab, melainkan ia menunduk diam dan memaling wajahnya dari sang suami.

“Oh, masih belum ya?“Haidar menghela nafasnya berat, “Yaudah gapapa kok, saya paham. Kalo gitu saya ke kamar dulu—”

GREP! Anela menahan jemari suaminya itu, Haidar sontak menoleh dan sekarang tatapan Anela yang sendu itu seolah memiliki arti untuk suaminya...

“Aku... Aku siap kok... cuman... aku takut...”

Lagi-lagi Haidar membelelakkan matanya lebar.

“Kamu siap? Serius?”

“Siap ta-tapi takut...”

“Takut kenapa?”

“Ya takut aja, tapi aku percaya kok sama Mas Haidar...” “Bagaimanapun aku ini istrinya Mas Haidar kan, bukan begitu?”

Perasaan campur aduk mulai berkecamuk di dada sang pemuda itu. Anela melebar tangannya, lalu Haidar dengan cepat langsung membawa tubuh mungil istrinya itu seperti tuan putri ke dalam kamarnya...

Malam itu, menjadi malam yang panjang bagi pasangan tersebut 😌🙏💗