Kelas Haidar

“Tauhid, dimana kita yakin bahwa Allah Azza Wa Jalla itu adalah satu-satunya Tuhan yang patut kita sembah, satu-satunya Tuhan yang menciptakan dan menggerakan seluruh alam semesta. Pertanyaannya, apa kita sungguh-sungguh meyakini hal itu?” Tangan Haidar masih menggores banyak peta konsep dari semua penjelasannya yang mendetail, “Coba saya mau tanya satu orang, kamu yang tadi rambut pirang! Kira-kira kamu yakin gak dengan konsep tauhid ini?”

Angel, gadis berambut pirang yang ditunjuk pemuda itu hanya menganga gagap, “Uh... sa-saya gak tahu, kak...”

“Sekarang gini, kamu yakin Allah itu satu-satunya Tuhan yang patut disembah?”

“Yakin...”

“Kamu yakin kalau Allah yang menciptakan seluruh manusia di muka bumi ini?”

“Yakin...”

“Yakinnya seratus persen atau setengah-setengah?”

Angel hanya mengatup bibirnya rapat.

“Oke silahkan duduk” pinta Haidar, “Mulut kita mungkin bisa mengatakan bahwa kita yakin dengan konsep tauhid ini tapi... sangat sedikit orang yang bisa memahami apa maksud dari tauhid yang saat ini kita pelajari. Saya ambil contoh gampangnya, orang-orang yang tauhidnya kuat, dia tidak perlu khawatir dengan hari esok, orang yang tauhidnya kuat, dia tidak akan takut kelaparan atau takut gak punya uang, orang yang tauhidnya kuat... dia yakin Allah menjamin semua kehidupan kita dan paham semua petunjuk yang ada di dalam Al-Qur'an.” “Semua hukum yang saat ini kita pelajari sebenarnya, itu juga ada kaidahnya dalam Al-Qur'an, masalahnya, kalian ini meyakini tidak dengan semua isi kitab kalian? Kalau tidak, berarti tauhid yang ada dalam diri kalian itu belum kuat.” Haidar membuka kitab Al-Qur'annya dengan hati-hati, “Yang bawa Al-Qur'an, buka surat An-Nur ayat 30, yang gak bawa cari di Google atau aplikasi Al-Qur'annya.”

Semua membuka surat yang diminta oleh pengajarnya itu serempak

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: 'Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat', Saya ambil contoh surat ini karena relate dengan fenomena yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita, di ayat ini laki-laki diminta untuk menjaga pandangannya dan kemaluannya, dan bagaimana kalau mereka, laki-laki, tidak menjaga kedua hal tersebut?” “Itulah yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual,” Haidar kembali menggoreskan spidolnya, “Nah tapi kalian suka dengar kan kalau perempuan harus menjaga auratnya?”

“Iya kaakk...!!!”

“Itu ada di ayat berikutnya, coba lihat terjemahannya.”

Janganlah kalian tampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa melihatnya alias aurat. Aurat itu ibarat perhiasan yang harus kita jaga, kita lindungi dan kita pelihara sebaik mungkin dari orang-orang yang tidak berhak menyentuh bahkan melihatnya sedikitpun.” “Ada lagi di surat Al-Ahzab ayat 59, disitu di jelaskan batasan-batasan aurat bagi perempuan yang harus di tutupi. Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu, dan istri-istri orang mukmin: 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang” “Berarti jelas kan, kenapa Allah memerintahkan kita untuk menutup aurat kita rapat-rapat? Itu demi kebaikan kita sendiri agar tidak di ganggu, atau di lecehkan.” “Itulah kenapa penting sekali kita memahami seluruh isi Al-Qur'an, karena dari satu kitab suci ini, semuanya di jelaskan secara detail. Gak cuman setengah-setengah.”

Eliza mengangkat tangannya tinggi-tinggi, “Tapi, Kak, kenapa masih banyak orang-orang yang berhijab panjang sekalipun masih di lecehkan??”

Haidar terkekeh, “Menurut kamu, di kasus itu yang salah itu pihak perempuannya apa laki-lakinya?” “Perempuannya sudah menutup aurat, berarti laki-lakinya yang gak menjaga pandangan dan kemaluannya kan?”

Eliza tertegun, “O-Oh iya juga ya...”

“Baik pihak laki-laki atau pihak perempuannya, kita semua sudah punya aturannya masing-masing yang harus dilaksanakan demi kebaikan kita juga. Dan seandainya kita bisa mengikuti semua aturannya dengan baik, yaa gak ada lagi yang namanya pelecehan, atau tindakan kriminal yang lain.” “Jadi istilah 'educate your son, protect your daughter' itu memang berlaku.”

Anela menatap penuh harap sosok laki-laki berparas eksotis di hadapannya, suara hangatnya namun berintonasi tegas, hatinya pun ikut terhenyak. Akhirnya Anela mantap melabuhkan hati di pelabuhan yang lebih tepat dari sebelumnya.