I'm Sorry
Sosok Shashi yang keluar dari taksi membuat senyum sumringah Rivan mengembang. Pria itu langsung berdiri menyambut kedatangan Shashi.
“Duduk aja dulu,” pinta Shashi lalu dituruti Rivan, “Kita gak bisa buang-buang waktu lama jadi langsung aja ke intinya.”
Rivan mengangguk kikuk, “O-Oke kalo gitu mau kita mulai dari mana?”
“Jelasin semuanya, kenapa lo putusin gue tiba-tiba dan lo pacaran sama Erika Tsabita pada saat itu.”
Sebenernya gue tahu alasan yang sebenarnya tapi gue mau denger apa yang Rivan rasakan pada saat itu.
Pria itu menarik napasnya dalam-dalam, “Pada saat itu... aku terpaksa harus akhirin hubungan kita karena Om Rafi udah melibatkan kamu.”
Kedua mata Shashi terbelelak sempurna.
“Kamu tahu sendiri kan gimana aku tersiksanya kerja dibawah tekanan dia dan berusaha untuk keluar dari genggamannya tapi memang tidak semudah itu, sampai puncaknya lagi-lagi dia bikin skenario sendiri untuk setting hubungan aku sama Erika. Aku udah menolak keras tapi dia tahu soal hubungan aku sama kamu, jadi aku takut kamu akan dilibatkan di sini, makanya aku gak nolak untuk mengikuti settingan dia...” Rivan mengusap wajahnya gusar, “Sampai akhirnya dia beneran ngelibatin kamu.”
Shashi masih dibuat bertanya-tanya, ia masih ingat betul bagaimana dulu Rafi meminta Shashi untuk pergi dari rumah Rivan dan mengakhiri reality shownya lebih awal karena hubungannya, “Maksudnya beneran ngelibatin gue?”
“Kamu gak kaget kenapa hutang-hutang keluarga kamu lunas? Itu semua dari Om Rafi.”
Jantung Shashi seperti disambar petir. Hah... masa gue hutang budi sama... Om Rafi?
“Dia ngelakuin itu biar bisa jadiin kamu senjata akhir untuk hancurin aku, aku gak mau kamu kenapa-kenapa karena akal-akalan liciknya jadi mau gak mau... aku harus lepasin kamu.”
Shashi berdiri lalu langsung memeluk erat tubuh Rivan. Hatinya hancur, ia merasa sangat bodoh dan malu sekaligus.
“Sha...chi?” ucap Rivan dengan nada lirih.
Gadis itu melepas sejenak pelukannya, terlihat ada bulir air mata yang membasahi pipinya namun cepat Shashi menghapusnya.
“Gue... minta maaf.”
“Untuk?”
“Semuanya.”
Rivan menggeleng, “Kamu gak salah, memang seharusnya kamu membenci aku kayak gitu biar kamu gak kena bahayanya. Justru aku lega kita bisa ketemu lagi di situasi seperti sekarang.”
Shashi mengambil amplop coklat dari tasnya lalu menyodorkan amplop tersebut kepada Rivan. Ia meminta Rivan membukanya.
“Hah... kamu tahu ini darimana?”
Beberapa lembar kertas berisi artikel berita kasus pelecehan yang dialami Rivan dulu dengan dua lembar analisis Shashi terkait kasus tersebut.
“Gue lagi nanganin kasusnya Erika Tsabita.”
Rivan tersontak, “Kasusnya Erika?”
“Iya, detailnya gue belum bisa jelasin sama lo tapi intinya Erika sempet mention masalah kasus lo dan gue juga cari tahu perusahaan manajemen yang menaungi Mbak Erika... ternyata itu manajemennya Om Rafi, makanya gue minta ketemuan sama lo,” Shashi mengetuk satu jarinya lagi di atas kertas, “Bisa jelasin gak kronologi lengkapnya?”
“Emangnya kasusnya Erika sama aku ada hubungannya?”
Shashi menggeleng, “Bukan, tapi gue mau usut dua kasus ini.”
Rivan praktis berdiri dari tempatnya, “MAKSUD KAMU?!”
“Gue mau bantu bersihin nama baik lo, Rivan.”
“SHASHI KAMU JANGAN GILA!”