First Meeting
Kedua netra cantik Shashi menangkap seluruh ruangan kelas A 101 yang semua perhatiannya tertuju ke arah gadis itu, di depan sana ada sosok laki-laki berwajah oriental nan surai coklat legam yang menatapnya datar.
“Shashi ya?” ucap laki-laki itu.
“I-Iya, kak, maaf telat...” Shashi menunduk malu, gadis itu segera mengambil tempat duduk di samping pemuda yang juga sibuk dengan airpods dan ponselnya, gadis introvert tersebut mencoba untuk menjulur tangan ke arah pemuda itu.
“Nama lo siapa? Gue... Shashi, dari kelas 10 IPS 3.”
Yang diajak bicara hanya melirik, lalu sibuk lagi dengan ponselnya.
Anjirlah, gue di kacangin?!
“Andhika, 10 IPA 3, panggil aja Dika.”
Tanpa membalas jabatan tangan Shashi, pemuda yang menyebut dirinya sebagai Andhika itu menoleh lagi ke arah depan memerhatikan seniornya yang sedang sibuk menuliskan beberapa petak di papan tulis putihnya.
“Okey, everyone, as you can see my name is Khenan Mahatma Nagendra, ah kepanjangan, panggil aja Khenan, kelas 12 IPS 3 dan gue menjabat sebagai Ketua disini.” “Sama gue santai aja, gak usah sok-sok formal gimana asalkan tahu diri aja, di ECC pun lo gak perlu merasa terbebani karena lo gak bisa bahasa Inggris atau enggak karena kita semua belajar. Fuck grammar, confidence is the key to improve your English.“
Dari ujung kanan sana menyahut, “Bisa-bisanya lo ngomong gitu sedangkan lo blasteran Kanada?”
“Blasteran abal gue, gak ada bekasnya. Intinya disini gak ada ya kasta-kasta mana yang jago mana yang enggak, lo semua belajar, kalo temennya salah perbaiki tanpa nge-judge.” “Ah ya, disini kita juga ada kelas tiap 2 minggu sekali buat improve skor TOEFL lo. Kalo gak salah... anak kelas 10 mau ada tes TOEFL kan 2 minggu lagi?”
Yang ditanya semua menyahut, “Iya, kak...!”
“Hubungin gue kalau mau les private.”
Shashi menoleh ke tempat sebelah, dimana disitu para siswi semangat dan kegirangan menyusun strategi untuk modus nanti. Gadis itu mencolek teman sebangkunya lagi, “Lo... udah persiapan buat TOEFL?”
“Belum, ntar aja.”
“Haha lo santai banget ya?”
Andhika cuman tersenyum pasi, lalu fokusnya kembali ke arah Khenan sang senior di depan sana yang mulai memberi aba-aba untuk kawan sebayanya memperkenalkan diri, dan tentu saja akan ada giliran Shashi untuk maju juga.
“Ayo, perkenalkan diri, ladies first. Gue mau... cewek yang telat tadi maju ke depan.”
Ujung spidolnya menunjuk lurus ke arah Shashi.
“Shashi, maju.”
Shashi gelagapan namun mau tak mau kakinya mengiring ke tempat yang dipinta. sekarang Shashi berdiri di samping Khenan, “Uh... perkenalan gimana?”
“Ya perkenalan aja gimana? Nanya lagi.”
“Hmm... Halo semua—”
“In English, you're not in kindergarten.“
Shashi mendengus kesal, “Hello guys, my name is Shashi Ayu Aneska from 10 Social 3, i was came from SM Junior High School...“
“Klasik. Itu perkenalan anak TK banget, yang lain dong.”
Ish ini orang sengaja banget ya...?!!
“Sebutin kesukaan lo, hobi lo, apa kek.” “Eh gue gak modus ya, ini serius buat improve conversation lo.”
Shashi menarik nafasnya dalam-dalam, “Okey! I have a lot of hobbies, i love to eat sweet things, fangirling over my favorite K-Pop Group NCT, and... i really love to write a story and i have my own platform in social media“
Mata Khenan memencak, “Really? You're into writing?“
“Yes...?“
“Wattpad? or... Twitter?“
Shashi mengangguk mantap, “Both of them!” gadis itu seketika mendelik, Eh bentar, kok Kak Khenan update ya soal penulisan di Wattpad atau Twitter?
“Wow, okay... that's great. Next!“
Shashi duduk di tempatnya dengan seribu tanda tanya di kepalanya.
“Shashi!”
Gadis yang dipanggil itu menoleh ketika suara bariton di belakangnya berlari kecil menghampirinya. Tentu Shashi tersontak, sosok Khenan dengan tas yang dia jinjing sebelah itu seolah serius ingin bicara banyak.
“Lo... nulis AU di Twitter?”
Shashi terkesiap lagi, “A-Ah iya, kakak... tahu AU?”
“Iya, gue baca beberapa AU di Twitter.”
“Kakak NCTzen??!!”
“Bukan, tapi emang AU NCT yang rame di Twitter jadi gue tetap gas baca aja. Banyak cerita yang bagus kok.” “Gue gak mandang castnya tapi isi ceritanya itu, ya gue gak nyangka aja lo penulis AU juga di Twitter.”
Shashi cuman terkekeh renyah, lalu Khenan cepat membuka ponsel dari saku celananyanya.
“Boleh... minta username Twitternya? Gue mau baca cerita lo.”
Kedua netra gadis itu menyalak lebar, ia ragu untuk memberikan ID dari akun sosial medianya tapi sorot mata pemuda di hadapannya itu berbinar-binar seolah sangat ingin tahu karya adik kelasnya itu.
“Ukh... sini, Kak, aku tulisin aja,” Shashi mengambil ponsel Khenan dan mengetik ID-nya cepat lalu memencet tombol follow, “Udah ya, nanti aku follback.”
Khenan melihat profil Twitter Shashi dan menganga selebar-lebarnya, “M-Moon?! Moonshee?! Lo... Moon yang nulis The Last Word to Mr Sunshine?!“
“Eh? Kakak kok tahu?”
“Astaga, Sas, gue pembaca lo!”
WHAT??!!
“E-Eh, Kak Khenan... baca AU aku?!”
“Not only AU, Wattpad juga, gue kemarin baru tamatin cerita lo yang di Wattpad!” “Gila, itu lo yang tulis, Sas?!”
Shashi mengangguk kikuk, “I-Iya, kak...”
Senyuman sumringah Khenan terlukis jelas di wajah tampannya, “Sumpah, lo keren banget sih! Lo masih kelas 10 tapi semua tulisan lo gila keren semua!” “Astaga, ternyata penulis yang gue suka adik kelas gue!”
Dheg! Jantung Shashi langsung berdegup kencang. Ia tak menyangka bahwa akan ada orang yang begitu menyukai karyanya dan orang itu adalah Khenan, kakak kelasnya.
“Ma-Makasih banyak, Kak Khenan...”
Khenan membuka jam tangannya, “Ah iya gua harus balik, gua tunggu ya update-an selanjutnya!”
Sejalan punggung punggung Khenan pergi dari hadapan Shashi, dara berambut ikal itu langsung menghela nafas panjang. Ia tak menyangka kakak kelasnya itu yang ia anggap dingin dan menyebalkan ternyata adalah penggemar dari karya amatirannya di platform sosual medianya, seolah takdir telah menyusun skenario ini untuk mempertemukan mereka.
Shashi harap kedepannya akan ada pertemuan menyenangkan selanjutnya bersama Khenan, sang penggemar.