Not Only You, But Us
Beramai-ramai dari keluarga, kerabat, dan rekan-rekan Ibra mengantarkan sang pemuda menuju boarding gate. Ibra tersenyum sangat lebar, ia tak menyangka bahwa ia sudah berada di titik akhir, dimana ia bisa meraih mimpinya sejak lama yang ia kubur dalam-dalam.
“Nak, kamu baik-baik disana, pokoknya kamu kenalin semua situasi lingkungannya, masyarakatnya dan jangan lupa terus berdoa ya,” pinta Haidar, lalu ia memeluk erat tubuh putranya, “Doa abi selalu menyertai kamu.”
“Siap, abi, makasih banyak.”
Giliran sang ibunda, Anela memeluk Ibra lalu menciumi seluruh wajah putranya hingga sang putra menggerutu karena malu di perhatikan teman-temannya.
“Anak umi sayang, pokoknya di sana hati-hati yaa? kan cuacanya dingin banget jadi terus pakai baju hangat ya nak?”
“Iya umi, Ibra gak lupa kok.”
“Sering-sering telepon ya? Umi bakalan kangen banget.”
Ibra mengangguk, lalu matanya teralih ke arah gadis berhijab yang tersenyum simpul ke arahnya. Mereka saling berhadapan, lalu Ibra merogoh sesuatu dari tas ranselnya yakni sebuah tas kertas kecil yang ia kunci rapat-rapat. Ia menyerahkan tas itu kepada Ayu.
“Buat kamu, sebelum buka isinya tolong buka suratnya dulu ya.”
Ibra mengetuk kening Ayu dengan dua jarinya, mereka ulang adegan favorit dalam serial anime kesukaannya yakni Naruto, dimana ketika Sasuke hendak pergi dan mengetuk kening Sakura di dahi lebarnya.
“Terima kasih, Ayu, untuk semuanya.”
Wajah Ayu bersemu merah, lalu Ibra segera beranjak pergi menuju gerbang dan melambaikan tangannya lagi ke arah pengantarnya. Ia berjalan penuh gagah dan yakin, ternyata memang ada takdir baik yang sudah menantikan kehidupannya.
Sekarang Ibra, nikmatilah masa-masamu.
Begitu pesawat Ibra sudah lepas landas, jarak antara Ibra dengan Ayu sudah terbentang antar negara, meskipun berat tapi gadis itu ikhlas dengan pilihan sang pujaan hati. Sekarang giliran Ayu yang menata lagi tujuan hidupnya.
“Oh ya, kan Kak Ibra kasih aku sesuatu, apa ya kira-kira?” Ayu membuka straples yang mengait tas kertasnya, matanya terbelelak sempurna dengan isi yang ada di tas sana.
Kotak cincin
Disana ada surat yang tak bersampul, hanya kertas putih sederhana yang di lipat segiempat.
Tunggu chat saya pukul 17:45 WIB, begitu saya chat wajib fast respond. Awas kalo enggak.
Sekali lagi jantungnya berdegup tak karuan, rasanya ingin meledak dan Ayu kelimpungan. Kejutan apalagi yang akan di kasih Ibra?
Aduh ini apalagi...