Bagian Rencana

“Permisi, dok...”

“Mari masuk.”

Aisyah memasuki ruangan Naresh dan perlahan menutup pintu dengan hati-hati. Naresh dan Jovian sudah duduk menantikan kehadiran Aisyah, Naresh mempersilahkan Aisyah duduk di hadapan mereka lalu menyodorkan ponsel Jovian.

“Aisyah, coba foto barcode ini,” pinta Naresh.

Aisyah meraih ponsel berwarna hitam itu dan tanpa ba-bi-bu ia menuruti perintah Naresh dengan memotret barcode itu melalui ponselnya.

“Ini barcode untuk apa, Dok?“tanya Aisyah.

Jovian mengambil alih bicara, “Itu aplikasi penyadap suara. Nanti kamu tolong ya cari cara untuk bisa scan barcode ini ke hapenya Bang Haidar atau Pak Romi.” “Lebih baik ke Pak Romi sih.”

Aisyah memencak matanya, “Hah? Gimana caranya?! Saya gak begitu deket sama Pak Romi!”

“Pak Romi sering dateng kerumah?”

Aisyah mengangguk ragu, “Ya-ya iya sih... ta-tapi paling duduk di taman belakang sama Bang Haidar ngobrol berdua aja,” jawab Aisyah.

Naresh bergeming cukup banyak, “Hmm... kayaknya terlalu susah dan riskan kalau kita jangkau langsung ke Pak Romi, setidaknya kita bisa jangkau dari Bang Haidar dulu aja kali ya, Jov?”

“Yaa gak ada pilihan lagi, cuman gue yakin informasinya sedikit kalau dari Bang Haidar.”

“Gapapa, setidaknya ada sedikit clue untuk kasus kita.” “Lagipula kan kita ada sumber informan intinya dari Rangga.”

Jovian mengangkat kedua bahunya, “Terserah kalian.”

Akhirnya mereka memutuskan untuk menjalankan misinya masing-masing.

Bismillah, Aisyah, mungkin ini kurang sopan tapi ini semua demi keselamatan Abang dan Kak Anela...


“Hah? Scan barcode untuk giveaway?”

Aisyah dengan mata berbinar-binar memohon kepada Haidar untuk meminjamkan ponselnya, “Please, Bang... Aisyah lagi ikutan giveaway nih cuman harus scan barcode. Hape Aisyah gak support mulu...”

Tanpa curiga sedikitpun, Haidar merogoh ponselnya dan memberikan ponselnya itu kepada Aisyah. Gadis itu mendecak YES kegirangan sambil cepat-cepat melancarkan aksinya itu.

“Udah belum? Saya buru-buru nih mau ngajar.”

“Abang gak nemenin Kak Anela skrining lanjutan?”

“Maunya sih nemenin, tapi saya harus hadir di kelas besar nih.”

Aisyah menjawab oh ria, “Yaudah nih hapenya! Aisyah udah dapet kode giveaway-nya hehe...” “Makasih ya, Bang, hati-hati di jalan!”

Aisyah berbalik jalan dengan senyum penuh kemenangan.

Ternyata gampang kerjaan gue gitu doang, hihihi...

Tanpa di ketahui Aisyah dari belakang...

Ada sosok pria bertopi hitam yang sejak tadi terus mengintai keberadaan Aisyah dengan intens, senyuman liciknya itu seolah memiliki rencananya sendiri terhadap gadis berusia 24 tahun itu...

“Aisyah...”